Penyebab Harga Bitcoin Turun - RECEHCOIN

Minggu, 26 Januari 2020

Penyebab Harga Bitcoin Turun

Tak sedikit mereka yang baru terjun ke dunia kripto harus berakhir dengan rasa kecewa karena nilai aset digitalnya terutama Bitcoin yang disimpannya di wallet tiba-tiba turun drastis. Saat pertama kali membeli 2 Bitcoin, dia harus mengeluarkan rupiah yang lumayan besar yakni mencapai 300 juta lebih, namun dalam beberapa kemudian tiba-tiba harga Bitcoin anjlok dan turun bahkan sampai level 60 juta per 1 BTC, itu artinya dia harus kehilangan nilai aset digital hampir 70 persen. Siapa yang tidak akan kecewa melihat kenyataan seperti itu?

Bagi mereka yang sudah lama malang melintang di dunia kripto tentu saja perubahan harga Bitcoin yang cepat sudah dianggap sebagai hal biasa, ketika harga turun bagi mereka inilah kesempatan untuk kembali membeli stok bitcoin sebanyak-banyaknya. Begitu juga sebaliknya, ketika harga Bitcoin berbalik arah, dan naik dengan cepat, merupakan kesempatan emas untuk menjualnya. Itu semua tentunya bagi yang sudah pro atau penuh pengalaman di dunia jual beli kripto, bagi pemula yang terjadi justru sebaliknya beli saat naik (hijau) dan jual saat turun (red), yang pada akhirnya bukannya untung/ cuan tapi malah rugi.

Kembali ke pertanyaan semula, apa sih yang menjadi sebab harga Bitcoin turun / anjlok? Sudah menjadi rumus umum di dunia trading / jual beli aset digital kalau naik turunnya harga ditentukan oleh permintaan (demand) dan supply (penawaran). Apabila permintaan lebih sedikit dari penawaran maka sudah bisa dipastikan harga Bitcoin akan turun, begitu juga sebaliknya.

sebab harga bitcoin turun naik


Contoh sederhana, saya mempunyai supply 20 ekor sapi dengan harga per ekor 5 juta rupiah, karena jumlah peminat hanya 5 orang dan tidak ada yang mau melakukan penawaran (demand) lagi, maka yang terjadi kemudian adalah harga sapi per ekor akan otomatis turun karena jumlah permintaan lebih sedikit dari supply sapi. Namun, apabila ada 50 orang yang berminat membeli sapi secara bersamaan, maka saya bisa menaikan harga lebih tinggi, siapa yang berani membeli dengan harga tinggi, itulah yang berhak memiliki sapi tersebut. Itulah ilustrasi sederhana tentang proses naik turunnya harga Bitcoin.

Selain ditentukan oleh faktor permintaan dan penawaran, penyebab lain kenapa harga Bitcoin anjlok adalah karena faktor news atau berita yang berkaitan dengan masa depan Bitcoin. Sebagai contoh, di sebuah negara besar tiba-tiba Bitcoin dinyatakan sebagai aset digital terlarang dan identik dengan upaya pencucian uang, berita menyebar dengan cepat berkat bantuan sosial media sehingga menimbulkan rasa panik yang pada akhirnya secara ramai-ramai melakukan aksi jual stock Bitcoin yang dimilikinya karena rasa takut harga Bitcoin akan terus turun dan masa depannya yang tak menentu.

Jangan lupakan juga faktor Bitcoin Exchange yang terkena hack atau retas yang berakibat hilangnya stock cryptocurrency dari Exchange tersebut. Contoh kecil, sebuah Bitcoin Exchange diretas dan harus kehilangan 1.000 Bitcoin, begitu kabar tersebut merebak ke seluruh dunia, akan timbul rasa panik terutama pengguna setia exchange tersebut karena merasa bahwa aset digitalnya tidak aman dan akhirnya ramai-ramai melakukan aksi jual yang berakibat harga Bitcoin anjlok tanpa basa basi.

Saat kamu memutuskan untuk terjun ke dunia cryptocurrency, persiapkan mental untuk selalu tegar melihat naik turunnya harga Bitcoin secara liar bahkan cenderung tanpa kendali. Suatu waktu kamu akan melihat harganya naik dengan cepat tanpa disadari, namun di waktu lain, harganya Bitcoin bisa anjlok, juga dengan kecepatan yang super cepat. Disinilah kemampuan kamu untuk melakukan aksi jual atau beli dalam timing yang tepat diuji, apakah kamu bisa membeli harga Bitcoin di titik terendah saat harganya naik secara cepat atau sebaliknya malah kamu membeli harga di titik tertinggi (pucuk) ketika harga berbalik turun (dump).

Share with your friends